Dalam dunia bisnis yang kompetitif, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci untuk mencapai keunggulan. Namun, apa yang terjadi jika kita melangkah lebih jauh, menjelajahi dimensi bawah sadar individu, dan memahami cetak biru yang membentuk pangkal pikiran mereka? Inilah perjalanan yang diusung oleh pengembangan SDM berbasis Human Design, dimulai dari interview hingga penetapan Key Performance Indicators (KPI).
Langkah 1: Interview dengan Kesadaran yang Mendalam:
Pertemuan pertama dengan calon karyawan bukan hanya untuk menilai keterampilan dan pengalaman. Dalam pendekatan Human Design, interview adalah momen untuk memahami cetak biru bawah sadar mereka. Melalui pertanyaan yang dibangun dengan cermat, HRD tidak hanya mendapatkan pemahaman tentang pikiran sadar, tetapi juga merambah ke lapisan bawah sadar yang sering kali mengendalikan 80-90% dari perilaku seseorang.
Langkah 2: Analisis Human Design untuk Penempatan Posisi:
Setelah memahami cetak biru bawah sadar calon karyawan, langkah berikutnya adalah memetakan posisi yang sesuai dengan keunikan mereka. Human Design membantu HRD memahami bagaimana individu akan berkinerja optimal dalam lingkungan kerja tertentu berdasarkan karakteristik bawah sadar mereka. Ini bukan lagi tentang mencocokkan keterampilan, tetapi juga tentang menciptakan sinergi antara keunikan individu dan tuntutan pekerjaan.
Langkah 3: Penetapan KPI Berbasis Potensi Bawah Sadar:
Key Performance Indicators (KPI) menjadi petunjuk utama dalam menilai kinerja. Dengan memahami potensi bawah sadar karyawan, HRD dapat menetapkan KPI yang realistis dan mendorong pertumbuhan yang sesuai dengan karakteristik unik setiap individu. Ini membuka pintu untuk pengembangan yang lebih berkelanjutan dan memotivasi karyawan untuk mencapai potensi maksimal mereka.
Langkah 4: Pelatihan dan Pengembangan Berbasis Human Design:
Pengembangan SDM berbasis Human Design bukan hanya tentang memahami, tetapi juga memberdayakan. Program pelatihan dan pengembangan dirancang untuk memanfaatkan kekuatan bawah sadar individu, mengidentifikasi potensi yang mungkin belum terungkap. Dengan merangkul cetak biru bawah sadar, organisasi menciptakan lingkungan di mana setiap karyawan dapat berkembang dengan cara yang paling alami bagi mereka.
Langkah 5: Evaluasi dan Koreksi Berkelanjutan:
Pengembangan SDM berbasis Human Design bukanlah proyek satu kali. Evaluasi berkelanjutan diperlukan untuk memastikan kesesuaian antara karakteristik bawah sadar dan peran di organisasi. HRD terus memantau, menyesuaikan KPI, dan menyelaraskan pengembangan individu dengan evolusi organisasi.
Mengapa Ini Penting?
Teori pikiran yang menyatakan bahwa 80-90% perilaku manusia dikendalikan oleh pikiran bawah sadar menyoroti pentingnya memahami cetak biru ini dalam pengembangan SDM. Human Design memberikan alat untuk melihat lebih dalam, menggali potensi sejati, dan menciptakan lingkungan kerja yang menghargai keunikan setiap individu. Dengan langkah-langkah ini, organisasi bukan hanya mencari karyawan, tetapi juga menggali mitra dan pemimpin masa depan yang sesuai dengan nilai dan visi mereka.